Halaman

Senin, 18 Agustus 2014

Jalan Pintas BEBAS FINANSIAL


Masih ingat materi ini? Pernah saya gaungkan di seminar sekitar 3 tahun yang lalu? Kenapa sampai sekarang tidak saya terbitkan bukunya? Bagi saya, berbicara di seminar jauh lebih mudah daripada menulis. Begitu saya menuliskan dalam buku dan diterbitkan, artinya nyaris tak ada jalan mundur lagi bagi saya. Maka dari itu saya akan sangat berhati-hati saat menulis suatu buku.
Ini pertama kalinya saya tulis ulang konsep ini dengan pendekatan yang berbeda..
Konsep Bebas Finansial dipopulerkan oleh Robert Kiyosaki dalam Cashflow Quadrant. Bebas Finansial rumusnya adalah Punya penghasilan pasif (PI) lebih besar dari semua pengeluaran bulanan Anda.

Konsep ini sangat bagus, namun sayang banyak yang salah kaprah memahaminya. Bahkan oleh para kalangan pendidik pengusaha sendiri banyak menodainya.
Perhatikan ALUR 1

Inilah alur yang saya temukan saat googling. Seolah ‘E’ atau karyawan adalah starting point terendah dan seolah urutan bebas finansial adalah E ke S ke B ke I. Padahal jika Anda bermain papan cashflow 101, maka Anda akan menemukan bahwa karyawan pun bisa bebas finansial.
Yuk luruskan dengan ALUR 2



Justru disinilah kunci percepatannya..! Anda tak harus menjadi pengusaha untuk bebas finansial. Salah seorang alumni YEA menanyakan kepada saya:
Anu: Mas J, kalo aku mau cepat Bebas Finansial, pilih mana: kerja dengan gaji 7000 US dollar perbulan atau bangun usaha dari nol (tanpa modal)?
Saya: Menurutku, lebih cepat kamu kerja dengan gaji segitu, kecilkan pengeluaranmu, inves ke properti dan bisnis”

Anu: Trus kenapa Mas J masih jadi pengusaha?
Saya: Karena itu panggilanku..
Jika BEBAS FINANSIAL adalah TUJUAN Anda, maka cara tercepat adalah FOKUS pada KEKUATAN dan KECEPATAN Anda mendapatkan penghasilan.
E
Jika Anda bisa dapat gaji yang terbanyak, ya fokuslah disini. Terpenting adalah kecilkan pengeluaran, investasilah di bisnis, aset kertas, emas dan properti. Saya pernah bertemu seorang karyawan yang punya 13 rumah; 1 dipakai sendiri, 12 diberi nama: rumah januari, februari, maret, hingga desember. Tiap bulan narik setoran kontrakan. Asik asik..
S
Seorang dokter, ya jadilah dokter yang profesional, gede juga penghasilannya. Apakah seorang Internet Marketer harus menjadikan dirinya Business Owner? Saya jamin gak semudah itu, karena memimpin orang itu sungguh tak mudah. Sekali lagi ini dalam konteks percepatan, bukan ‘panggilan’. Setelah dapat duit besar dengan cepat, investasi lagi…
B
Untuk mencapai ke level ‘B’ sangatlah tidak mudah. Bahkan kurang dari 1 % populasi pengusaha yang berhasil membangun sistem. Jika sudah tersistem pun, banyak yang memilih untuk menjual dan berinvestasi, seperti HM Sampoerna. Saya pribadi tak mempunyai 100% saham dari semua perusahaan saya. Karena saya tahu bahwa saya bukanlah seorang manager yang baik ataupun pembangun sistem yang baik. Saya berpartner dengan mereka yang mampu menutupi kekurangan saya.
‘I’ bisa jadi profesi, bisa jadi jalan untuk bebas finansial. Saya sendiri tak akan menetap di ‘I’ meskipun sudah bebas finansial, karena panggilan saya adalah pendidik dan pengusaha. Resiko dan ketidakpastian adalah mainan saya.
Jadi..
Apapun profesi Anda tak perlu menggubris omongan orang. Anda lebih tahu dimana potensi terbaik Anda. Fokus disitu, tekuni dan jadilah yang terbaik..!

Ingin belajar lebih jauh mengenai Jalan Pintas Bebas Finansia ? KLIK DISINI

Artikel ini ditulis oleh : Jaya Setiabudi
  • Praktisi pengusaha dengan jam terbang lebih dari 15 tahun. Juga mentor bisnis yang telah terbukti melahirkan pengusaha-pengusaha sukses di bidangnya.
  •  Penulis Mega Best Seller “The Power of Kepepet” (15x cetak dan masih terus dicetak ulang) dan “Kitab AntiBangkrut” (20 ribu eksemplar).
  • Pendiri Entrepreneur Camp (2006), dengan alumni lebih dari 3000 orang se-Indonesia.
  • Pendiri Young Entrepreneur Academy (2007) Bandung, dengan rekor lebih dari 90% lulusannya adalah pengusaha.
Ciri khas seminar Mas J adalah berisi ‘daging’ praktis (bukan motivasi), yang akan membuat Anda sukar tidur setelah mengikutinya.

Kamis, 14 Agustus 2014

7 Cara Agar Produk Anda Laris Manis


Konsumen memang sulit dicari dan mudah lepas. Banyak produsen berupaya menarik konsumen tapi tak berhasil membuatnya memborong banyak produk. Menarik konsumen tak berarti membuat produk Anda laku.
Lewat Hutwaite, seorang psikologi perilaku penjualan asal Inggris Neil Rackham melatihkan 30 metode dalam penjualan. Hutwaite sendiri adalah sebuah perusahaan pelatihan penjualan berbasis di Arlington, Texas, Amerika Serikat,  dengan 10 kantor yang tersebar di dunia termasuk Brazil, Australia, dan Singapura. Racham telah meneliti lebih dari 35 ribu penjualan di 40 negara.
Menurut diskusi dengan pimpinan eksekutif Huthwaite John Golden, ada tujuh cara ampuh untuk membuat barang Anda laku keras di pasaran:

1. Riset kebutuhan konsumen
Lakukan pengamatan sebelum Anda mulai menjual. Jika Anda menjual peralatan kesehatan dan klien Anda adalah rumah sakit, pelajarilah kebutuhan rumah sakit sebelum pertemuan pertama Anda dengan klien.

2. Ketahui target konsumen
Di diskusi pertama dengan pembeli, tanyakan kebutuhannya dan bagaimana dia ingin menggunakan produk-produknya.

3. Gunakan hasil riset untuk bertanya lebih dalam
Bertindak sebagai fasilitator agar pembeli lebih tahu hal-hal yang berkaitan dengan produk yang Anda jual. Tanyalah hal-hal yang tak umum sehingga konsumen mendapatkan informasi yang jauh lebih lengkap dari Anda.

4. Dengarkan konsumen
Para penjual yang menggunakan pendekatan Huthwaite lebih sering mendengarkan  daripada  bicara. Banyak penjual banyak bicara menjelaskan banyak hal yang bisa jadi tak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Biarkan dia bicara soal kebutuhannya. Ingat, jadilah pendengar yang baik bagi konsumen.

5. Bertindaklah sebagai konsultan
Buat konsumen merasa nyaman dan yakin dengan produk Anda. Buatlah seolah ia mendapatkan saran dari ahli untuk meningkatkan bisnisnya.

6. Jika pembeli dalam bentuk tim, dekati tiap anggotanya
Dekati ketua timnya dan bertanyalah pada tiap pembeli agar mendapatkan apa yang diinginkan tiap individu.

7. Hadirkan produk Anda sebagai solusi bagi pembeli
Tekankan pemasaran lebih kepada kebutuhan pembeli daripada bicara banyak soal kualitas. Jadikan produk Anda sebagai solusi untuk masalah-masalah konsumen.